Syalom
Saudaraku dalam
Yesus Kristus...
Saya bekerja di sekitar lingkungan
protololer bagi kepala daerah kami.
Suatu hari saya menggantikan
petugas protokoler mendampingi wakil walikota menghadiri suatu perayaan
ulang tahun di gereja besar. Sebelum beliau datang, saya tiba lebih
dulu, mencek kesiapan panitia. Meski beliau sudah siap-siap untuk
berangkat dari kantor, saya telah menghubunginya lewat ajudan supaya
jangan berangkat dulu. Ketika panitia menyatakan siap, beliaupun saya
hubungi bahwa mereka sudah boleh berangkat. Ketika mobilnya sudah
dekat, panitia saya pesan supaya MC dari atas podium nanti menyambut
dengan perkataan selamat datang di dengar semua audiens. Begitu beliau
sampai, langkahnya ditahan dulu dekat mobil sampai rombongan tuan rumah
datang menyongsong. Setelah itu, barulah beliau boleh melangkah.
Demikianlah
contoh aturan-aturan protokoler yang harus kami tegakkan, untuk
menunjukkan bahwa walikota dan wakil walikota kami adalah dua orang
pejabat negara yang terhormat, semacam raja di daerah itu. Mereka bukan
orang sembarangan.
Alangkah rendahnya pandangan umum terhadapnya
jikalau dia muncul dan masuk begitu saja ke dalam gedung, tanpa
aturan-aturan protokoler seperti itu. Tetapi dengan mematuhi aturan
protokoler tersebut, beliau telah menunjukkan kedudukannya yang mulia,
dan orang-orang menyambutnya dengan rasa penghormatan dan segan.
Memang
aturan protokoler tampak seperti mengekang. Ia tidak boleh menerima
tamu secara sembarangan, tidak boleh memakai busana sembarangan, tidak
boleh berdiri sembarangan, tidak boleh melangkah ke sembarang tempat.
Tapi tanpa itu semua, ia tidak akan berbeda dengan orang biasa.
Juga
kalau tidak salah, dalam waktu dekat, Kerajaan Inggris akan berpesta
besar oleh pernikahan anggota keluarga kerajaan, ahli waris tahta
Inggris Raya, Pangeran William. Sudah barang tentu menyambut itu semua,
seluruh keluarga kerajaan akan menjalani protokoler-protokoler yang
lebih ketat dari biasanya. Tidak boleh sembarang bicara di depan umum,
tidak boleh sembarang muncul, tidak boleh sembarang masuk kesana dan
kemari, terlebih untuk kedua calon mempelai. Dan tentu saja mereka
semua akan mematuhi sistem protokoler itu dengan senang, sebab semuanya
itu adalah cerminan dari kehormatan mereka.
Saudaraku dalam
Yesus...
Apakah pentingnya semua itu saya utarakan disini?
Mungkin
banyak dari antara kita yang sering merasa dibebani oleh aturan-aturan
firman Tuhan. Banyak orang mengeluh. Berat. Sangat berat, begitu
keluhan kita.
Mengapa anda, atau kita, sering merasa tak kuat
berjalan di atas firman?
Itu karena anda salah dalam orientasi
diri. Anda sering kali tidak menyadari siapa diri anda sebenarnya dan
mengapa anda harus patuh pada firman.
Anda masih memandang
firman sebagai "KUHP", suatu perangkat peraturan yang dibelakangnya ada
ancaman hukuman. Sama seperti buruh tunduk pada aturan-aturan tuannya,
atau masyarakat tunduk pada KUHP, mereka tunduk karena takut pada
penghukuman, takut ditindas, takut pada petugas-petugas kepolisian yang
akan segera menangkap dan menghadirkan rasa teror di batin mereka.
Demikianlah motif ketundukan kebanyakan kita pada firman Tuhan.
Ketundukan
pada peraturan karena takut pada hukuman adalah ketundukan yang
terpaksa. Ada kesesakan hati dan keinginan-keinginan untuk memberontak.
Kita tunduk bukan karena kita mencintai aturan itu, tapi karena
gentar. Secara perasaan, kita sebenarnya tidak suka, kita merasa
terjajah, terpenjara, terbelenggu. Itulah sebabnya kita sering menjerit:
Berat! Berat sekali!
Saudaraku..
Semua itu timbul karena
kita salah mengenali siapa diri kita sesungguhnya.
Tapi hari
ini, saya akan membantu anda mengenali siapa anda sebenarnya dan ada
hubungan apa antara anda dengan firman Tuhan.
Saudaraku dalam
Yesus....
Mental dan kesadaran anda harus anda ubah. Anda bukan
buruh di mata Tuhan. Anda bukan rakyat jelata. Anda ialah anggota
keluarga Allah. Anda anggota dinasti Kerajaan Allah. Sama seperti
Pangeran William patuh pada protokol istana neneknya, atau walikota kami
tunduk pada aturan-aturan protokoler, maka firman Tuhan adalah
protokoler Kerajaan kita. Anda tunduk terhadapnya bukan karena anda
diancam. Anda tunduk padanya demi kehormatan anda sendiri. Ketundukan
kita pada firman ialah karena kita ini keluarga terhormat, bahkan yang
paling terhormat di muka bumi ini.
Anda ini anak Allah. Hei,
anda bukan sembarang orang. Anda anak Allah Yang Maha Tinggi. Anda lebih
terhormat dari Pangeran William. Jagalah kehormatan anda itu dengan
mematuhi aturan-aturan protokoler Kerajaan Bapa kita.
Coba
periksa saudaraku...
KUHP berlaku atas semua orang di negeri ini,
tapi jika anda periksa, anda akan tahu bahwa Injil dan surat-surat para
rasul tidak ditujukan pada semua orang.
Paulus tidak menulis
pesan-pesan Roh Kudus yang didapatnya untuk semua orang. Paulus
menulisnya hanya untuk anak-anak Allah. Paulus dan rasul yang lain
menulisnya hanya untuk kita. Tidak satupun aturan dalam tulisan-tulisan
Paulus ditujukan untuk orang-orang yang bukan anak Allah. Rasul-rasul
bahkan menulis agar kita tidak serupa dengan dunia ini. Mereka sedang
memberitahu bahwa anda dan saya berbeda. Paulus tidak mengatakan:
"Hendaklah engkau hai anak-anak kegelapan, untuk hidup saling
mengampuni". "Hai orang-orang duniawi, kasihiliah sesamamu manusia."
"Hai orang-orang yang menolak Yesus, hiduplah dalam kekudusan."
Tidak,
saudaraku. Seluruh tulisan itu hanya ditujukan padamu, padaku,
anak-anak Allah.
Dalam Injil, Yesus tidak berkata: Apa yang
dipersatukan setan atau allah-allah palsu, atau penghulu di mesjid,
tidak dapat diceraikan manusia. Tetapi Ia berkata: apa yang dipersatukan
Tuhan tidak dapat diceraikan manusia. Artinya, peraturan tidak boleh
bercerai itu hanya berlaku bagi kita, anak-anak Allah. Mereka yang
dinikahkan di kuil-kuil berhala atau di mesjid-mesjid, tidak pernah
dipersatukan Tuhan, jadi Tuhan tidak berbicara terhadap mereka.
Jadi
Injil juga ditujukan hanya untuk kita!
Mengapa? Karena Firman
Tuhan ialah protokoler, dan protokoler hanya diperuntukkan bagi anggota
Kerajaan. Peraturan itu dibuat oleh Bapa kita agar dapat membedakan
mana anakNya, ahli waris bumi dan surgaNya, dan mana yang bukan.
Jika
anda tunduk pada firman, artinya anda sedang menunjukkan kehormatan
dan kemuliaan anda pada dunia, sebagai anak Allah.
Jika anda
tidak tunduk pada firman, artinya anda mempermalukan diri anda sendiri,
mencampakkan mahkota dan jubah Kerajaan anda, sama seperti seorang
anak raja yang membangkang, lari dari istana dan memilih mati sebagai
gembel jalanan.
Anda benar-benar berbeda dari orang di samping
anda yang pergi ke masjid atau kuil-kuil berhala itu. Anda ini anak
Allah!
Jadi berdirilah tegap.
Sebagai seorang tebusan Yesus
Kristus, anda tidak lagi sama dengan mereka. Mungkin anda berbuat dosa
hari ini atau kemarin. Tapi jangan mau diintimidasi oleh iblis bahwa
anda tak lagi diinginkan, tak lagi diterima, dan Yesus telah menyesal
mati untukmu. Tidak!
Hari ini dan selamanya anda akan tetap anak
Allah. Jika anda berdosa, bangkit dari dosa itu sekarang, selesaikan
dengan Tuhan, akui di hadapanNya dengan jujur, dan dengarlah, anda
telah diampuni akan semua dosamu bahkan sejak ribuan tahun sebelum
engkau lahir. Selanjutnya hiduplah dalam kekudusan kembali, sebagaimana
mestinya kita harus hidup sebagai anak-anak Allah, Bapa kita.
Mari
katakan pada dirimu: "Hai diriku, kau ini anak Allah! Oleh iman di
dalam Yesus Kristus!"
Setelah itu jangan lagi sembarang muncul
disana sini, jangan pergi ke tempat-tempat sembarangan, jangan
berbusana sembarangan, jangan berbicara sembarang, jangan berpikir dan
berkhayal sembarang. Jangan membaca atau menonton sembarang tulisan
atau tontonan khususnya yang digerakkan oleh hawa nafsu rendah.
Jadilah
kudus, sebab itu aturan protokoler Kerajaan. Jadilah rendah hati.
Jadilah lemah lembut, jadilah murah hati, jadilah mengampuni, jadilah
mengasihi, jadilah ramah pada semua orang, sebab itu semua untuk
menunjukkan bahwa anda benar anak Raja.
Memang sepertinya
aturan-aturan protokoler itu mengekang kebebasan daging kita. Tapi
pandanglah dari sisi yang berbeda, bahwa anda patuh terhadap firman
ialah untuk memperlihatkan bahwa anda berasal dari surga.
Menyadari
bahwa anda bukan manusia sembarangan lagi adalah langkah pertama bagi
anda dalam menghormati firman Tuhan dan hidup didalamnya.
Selanjutnya
bersikaplah berkelas. Bicaralah berkelas. Berkomentarlah berkelas.
Berjiwalah berkelas. Kelasnya anggota dinasti Kerajaan Allah, dalam
ketundukan terhadap Firman yang menjadi protokol keluarga kita.
Kehormatan Kerajaan Allah di mata dunia terletak di atas kepatuhan kita
terhadap firman Bapa kita.
Mari menghormati nama besar Bapa
kita, satu-satunya Allah yang hidup, dengan hidup di dalam ketaatan
akan firman Kristus Yesus, Raja segala bangsa.
Tuhan Yesus
memberkati.
Selasa, 05 Juni 2012
FIRMAN ITU PROTOKOL KITA
05.22
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)








Tidak ada komentar:
Posting Komentar