05.08

Empat
tahun yang lalu, telah terjadi kecelakaan yang merenggut seorang
wanita. Wanita ini telah meninggalkan suami dan anaknya. Tinggallah
Suaminya, Samuel yang mengasuh anaknya perempuan semata wayang. Samuel
merasa tidak mampu selama mengurus anaknya setelah kepergian istrinya
tercinta.
Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja,
hingga Samuel harus segera berangkat ke kantor, Sedang Rahel, anaknya,
masih tertidur. Samuel harus menyiapkan makanan buat anaknya sebelum ia
pergi ke kantor. Karena masih ada sisa nasi, jadi Samuel hanya
menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anaknya yang masih
mengantuk, kemudian ia bergegas berangkat ke tempat kerja. Peran ganda
yang ia jalani, membuat energinya benar-benar terkuras. Suatu hari
ketika Samuel pulang kerja, ia merasa sangat lelah, setelah bekerja
sepanjang hari. Hanya sekilas ia memeluk dan mencium anaknya, Samuel
langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam. Namun, saat
Samuel merebahkan badannya ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur
sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba merasa ada sesuatu yang pecah
dan tumpah seperti cairan hangat! Samuel langsung membuka selimut dan
dari sinilah sumber masalah'nya. Sebuah mangkuk yang pecah dengan mie
instan yang berantakan di seprai dan selimut!
Samuel begitu marah,
ia lalu mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani anaknya
yang sedang gembira bermain dengan mainannya. Dengan kalap Samuel
memukul tanpa tahu duduk masalahnya. Rahel hanya menangis, sedikitpun
tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat:
"Yah, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah
belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah
mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada
orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan
menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu
lagi untuk saya. Karena aku takut mienya akan menjadi dingin, jadi aku
menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang.
Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan
mainan saya ... Saya minta maaf, yah ... "
Seketika, air mata mulai
mengalir di pipi Samuel.... tetapi, ia tidak ingin anaknya melihat
ayahnya menangis maka Samuel berlari ke kamar mandi dan menangis dengan
menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangisnya. Setelah
beberapa lama kemudian, ayahnya menghampiri anaknya, memeluknya dengan
erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya.
Samuel lalu membujuknya untuk tidur. Kemudian dengan berlinang airmata
Samuel membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur. Ketika
semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, ia melewati kamar
anaknya, dan Samuel melihat anaknya masih menangis, bukan karena rasa
sakit di pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto ibunya yang
dikasihinya.
Satu tahun telah berlalu sejak kejadian itu,
Samuel berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka dan memusatkan
perhatian dengan memberinya kasih sayang sebagai seorang ayah. Tanpa
terasa, Rahel sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman
Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi pada masa lalu itu tidak
meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh
sebagai anak yang bahagia.
Tahun lalu telah berlalu, namun Samuel
lupa dengan apa yang ia perbuat tahun lalu. Sehingga ia masih melupakan
masa lalu antara ayah dan anaknya.
Guru Taman Kanak-kanaknya
memangginya dan memberitahukan bahwa anaknya absen dari sekolah. Samuel
harus pulang kerumah lebih awal dari kantor, ia berharap bisa
menjelaskan dari anaknya. Tapi ia tidak ada dirumah, ia lalu pergi
mencari di sekitar rumah. Samuel mencari dan memanggil di sekitar
lingkungannya. Ia memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan
dirinya di sebuah toko alat tulis, anaknya sedang bermain komputer game
dengan gembira. Samuel begitu marah, ia membawanya pulang dan
menghujaninya dengan pukulan-pukulan dengan rotan. Rahel hanya terdiam
dan ia lalu mengatakan, "Aku minta maaf, Ayah"
Selang beberapa lama
kemudian Samuel menyelusuri kenapa Rahel berbuat demikian. Ternyata ia
absen dari acara "pertunjukan bakat" yang diadakan oleh sekolah, karena
yg diundang adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidak
hadirannya karena ia tidak mempunyai ibu. maka hancurlah hati Samuel
dengan apa yang dialami oleh anaknya. Samuel yakin, jika ibunya masih
ada dan melihatanya ia akan merasa bangga.
Beberapa hari
setelah penghukuman Samuel dengan pukulan rotannya. Rahel pulang ke
rumah dengan memberitahu Ayahnya, bahwa disekolahnya mulai diajarkan
cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, Rahel lebih banyak mengurung
diri di kamarnya untuk berlatih menulis. Kembali Samuel hanya bisa
menitikan air mata saat mengintip anaknya yang sedang belajar menulis.
Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Keceriaan
Rahel ada juga di hati setiap orang ... tapi astaga, Rahel membuat
masalah lagi. Ketika ayahnya sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari
terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat
sedang mengalami puncaknya, tukang pos sedang sibuk-sibuknya, dibuat
heboh dengan ulah Rahel
Mereka menelpon Samuel dengan marah-marah
untuk memberitahu bahwa anaknya, saya telah mengirim beberapa surat
tanpa alamat. Walaupun saya sudah berjanji untuk tidak pernah memukul
anak saya lagi, tetapi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya
lagi, karena Samuel merasa bahwa anaknya ini sudah benar-benar
keterlaluan. Tapi dengan sekian lagi,ia hanya berkata: "Maaf,Ayah".
Tidak ada tambahan apa pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu.
Esoknya Samuel pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat yang
tanpa alamat itu untuk dibawa pulang. Sesampai di rumah, dengan
marahSamuel mendorong anaknya dan mempertanyakan kepadanya, apa yang
telah kamu lakukan? Apa yang ada dipikiranmu?
Rahel hanya terisak dan menjawab: "Surat-surat itu untuk Mama.".
Samuel merasa badannya merasa lemas, matanya berkaca-kaca..... tapi
Samuel mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya: "Tapi
kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg sama?"
Rahel berkata sambil menangis dan tertunduk : "Aku telah menulis surat
buat mama setiap hari. Tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos
itu,lubangnya terlalu tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan
surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku
bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus".
Setelah
mendengar penjelasannya ini, Samuel hanya memalingkan wajahnya dan
merasa malu dan tidak tahu apa yang harus yang ia lakukan.
Ia hanya
bilang pada anaknya, "Nak, Mama sudah berada di surga, untuk menuliskan
sesuatu buat mama, cukup dengan berdoa agar Tuhan yang menyampaikan
balasAn suratmu itu. Setelah mendengar hal ini, Rahel jadi lebih tenang,
dan ia bisa tidur dengan nyenyak. Samuel berjanji untuk berdoa agar
bisa menjadi ayah yang baik buat anaknya yang ia kasihi. Ada satu surat
yang membuat hati Samuel hancur
'Mama sayang:
Saya sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara 'Pertunjukan Bakat'
di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan
tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi saya tidak ingin menghadirinya juga.
Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan
mulai menangis dan merindukanmu lagi.
Saat itu untuk
menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain
game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencari saya, setelah
menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku,
tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.
Mam,
setiap hari saya melihat ayah selalu merindukanmu, setiap kali dia
teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di
kamarnya. Saya pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat
untuk kita berdua, itu yang kami alami,mam. Tapi mam, aku mulai lupa
dengan wajahmu. Bisakah mama muncul dalam mimpiku sehingga saya dapat
melihat wajahmu dan ingat pada mama? Temanku bilang jika kau tertidur
dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang
tersebut dalam mimpimu. Tapi mama, mengapa engkau tak pernah muncul?
Betapa hancur hati Samuel Setelah membaca surat itu, tangisnya tidak
bisa berhenti karena ia merasa gagal sebagai orang tua tunggal. Apalagi
ia mengingat dengan kelakuan nya yang terlalu emosi, maka makin tak
terbendung air matanya.
Catatan
Untuk para orang tua
yang telah dianugerahi anak yang penuh kasih, berterima-kasihlah setiap
hari padanya. Karena orang yang kita kasihi telah rela menghabiskan sisa
umurnya untuk menemani hidup kita, membantu, mendukung, dan selalu
setia menunggu kita.Jika kita terlalu emosional akan membuat orang yang
kita sayangi akan membuat hatinya terluka. Dengan kisah ini semoga
membuka hati dan akan berjanji kelak untuk menjadi orang tua yang penuh
kasih dan yang selalu perhatian untuk buah hati kita.
Amen
Tuhan Memberkati
terimakasih buat renungannya, memang tanpa disadari sy juga bertindak yang sama tanpa bertanya terlebih dahulu apa alasan anak kita berbuat demikian......thanks GOD, Engkau memberikan yang terbaik dalam hidupku....kini aku menyadarinya.
BalasHapusthanks God, be blessed with other story :)
HapusTerima kasih sobat buat renungannya..
BalasHapusada nilai2 yang bisa kita petik dari kisah ini...
Tuhan Memberkati..