Rabu, 12 Desember 2012

Kasih Sayang Ibu

Ada seorang Ibu yang baru melahirkan di sebuah rumah sakit Bersalin. Sang ibu berkata "Bisa saya melihat bayi saya?". Ketika gendongan itu berpindah ketangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki mungil, sang ibu menahan nafasnya. Suaminya mendekati istri yang sempat kaget. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu ternyata terlahir tanpa kedua belah telinga!Sang ibu sangat shock ketika melihat anaknya lahir tanpa kedua telinga. Demikian juga sang ayah saat melihat anaknya yang baru lahir. “Bersabarlah Bapak dan Ibu, anak yang dilahirkan ini adalah anugerah yang sangat besar dari Yang Maha Kuasa. Saya yakin kelak anak ini memberikan kebahagian dan kesejukan hati kepada Bapak dan Ibu. Jagalah dan besarkanlah anak ini dengan penuh kasih sayang dari kalian berdua” Pesan dokter kepada suami istri. waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya saja penampilannya tampak aneh dan buruk.
Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya dipelukan sang ibu dan menangis terisak- isak.
"Tadi ada seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh," ujarnya. Mendengar penuturan anaknya, sang ibu merasa sedih dan sesak hatinya. Karena malunya dengan teman-teman sebayanya, sang anak tidak mau keluar rumah untuk bergaul.
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Walau tidak memiliki daun telinga, ia cukup tampan dan disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya dibidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Dalam hati sang ibu merasa bangga dan juga kasihan dengan keadaan anaknya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan daun telinga untuk putranya. "Saya yakin mampu sepasang daun telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka. Setelah di cari-cari belum juga menemukan yang bisa mendonorkan telinganya.
Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu kerumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia," kata sang ayah. Operasi berjalan dengan sukses. Dengan adanya telinga, maka ia semakin percaya diri. Bakat musiknya pun semakin hebat. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Ia sekarang menjadi sorotan bagi kaum wanita dengan penampilannya yang sempurna kini.

Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayah dan ibunya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini." sang ibu hanya tersenyum melihat anaknya.
Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal karena terserang kanker. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang yang terbujur kaku itu, lalu menyibakkan sehingga tampaklah bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.
"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya. Dengan alasan itu juga ia bisa mengorbankan telinganya untukmu,nak" bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?" Demi melihat dan mendengar ayahnya, sang anak hanya terdiam dan hanya terisak dengan kasih besar ibunya. Dengan masih menangis, sang anak lalu mengecup kening ibunya untuk yang terakhir kali.

Kaki Cerita
------------
Kisah di atas merupakan salah satu kebesaran jiwa seorang ibu. Sungguh besar pengorbanan dan kasih sayang seorang Ibu pada anaknya. Kasih Ibunya itu tidak terpatok pada sesuatu apapun jua. Pengorbanan dan kasih sayangnya pada anak dan keluarga begitu besar dan tidak dapat tergantikan dengan apapun. Kasih sayangnya, nasihatnya, dan motivasinya sungguh bermakna dan memberikan kesejukan pada anak dan keluarganya. Surga berada di telapak kaki ibu, merupakan ungkapan yang sangat indah untuk menggambarkan eksistensi seorang wanita yang telah berperan ganda dalam kehidupannya, yakni sebagai seorang Ibu dan istri yang selalu memberikan kesejukan, kedamaian, dan kebahagian pada keluarganya. Maka, hormatilah orang tua kita selama ia masih ada.

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa dilihat, namun pada apa yang tidak terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar